Template by:
Free Blog Templates

Kamis, Juni 11, 2009

Belajar Desain Grafis

Desain grafis tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua sektor kehidupan memerlukan seorang desainer grafis, meskipun bukan profesional. Di dunia pendidikan, buku-buku yang dicetak dan dipelajari anak-anak, didesain sedemikian rupa oleh seorang desainer.

Begitu pula dengan dunia bisnis, brosur,logo, kartu nama, dan sebagainya, termasuk kategori desain grafis.
Apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang desainer grafis? Untuk yang ingin menjadi profesional, tentunya harus sekolah desain grafis. Selain praktek, teori yang dipelajari juga akan membuat seorang desainer mampu memberikan hasil yang terbaik.
Belajar secara otodidak juga dimungkinkan dengan banyaknya tutorial desain graifs yang dapat dipelajari secara gratis.
Umumnya kita hanya perlu belajar dua jenis software pengolah grafis. Yang pertama, yaitu software yang digunakan untuk mengolah gambar bitmap. Software yang umum digunakan adalah photoshop.
Yang keduam, yaitu software yang digunakan untuk mengolah gambar vektor. Software yang umum digunakan, misalnya coreldraw.

Bitmap dan vektor merupakan dasar pengenalan desain grafis yang mesti kita pahami.

Desain Grafis

Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan. Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar, dan page layout. Desainer grafis menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif. Desain grafis melingkupi segala bidang yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan seefektif mungkin.

Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis komunikasi lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan (mendesain) atau pun produk yang dihasilkan (desain/rancangan). Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik - yang sering kali disebut sebagai "desain interaktif" (interactive design), atau "desain multimedia" (multimedia design')

Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya. Unsur-unsur tersebut (termasuk shape, bentuk (form), tekstur, garis, ruang, dan warna) membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi ("proportion") dan kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas.

Peralatan yang digunakan oleh desainer grafis adalah akal, mata, tangan, alat-alat tradisional (seperti pensil atau tinta), dan komputer. Sebuah konsep atau ide biasanya tidak dianggap sebagai sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan dalam bentuk visual. Bagaimanapun, alat yang paling penting dan paling diperlukan dalam desain adalah akal. Pikiran yang kritis, observasional, kuantitif, dan analitik juga dibutuhkan untuk merancang dan merealisasikan ide tersebut. Pikiran yang kritis, observasional, kuantitatif dan analitik juga diperlukan untuk mengkomposisi sebuah desain.

Apabila sang pendesain hanya mengikuti sketsa, naskah atau instruksi (yang mungkin disediakan oleh sutradara kreatif) maka tidak bisa disebut sebagai desainer. Mata dan tangan sering dibantu dengan penggunaan alat tradisional atau fitur edit gambar digital. Pemilihan cara mengungkapkan ide yang tepat juga merupakan ketrampilan kunci dalam karya desain grafis, dan merupakan faktor penentu dalam perwujudan visualnya.

0 komentar:

Posting Komentar